Rabu, 07 Mei 2014

Joglo Kadisobo

Beberapa hari ini aku jalan-jalan ke daerah desa Kadisobo, Turi, Sleman. Ternyata aku menemukan sebuah rumah joglo kuno di desa itu. Rumah kuno tersebut terletak diantara kebun salak. Sebagaimana sebuah rumah joglo di pedesaan, di bagian depan terdapat halaman luas dengan pagar dari batu. Di depan halaman rumah pendopo tersebut terdapat kebun pembibitan salak yang berasal dari berbagai varietas.

Rumah Joglo ini menggambarkan kehidupan bangsawan desa yang disebut bekel.  Baiklah mari kita mendefinisikan kembali jabatan "bekel" dalam sistem pemerintahan kerajaan. Selama ini barangkali kita buta mekanisme pengaturan kekuasaan jaman dahulu. Padahal sistem pemetintahan jaman dahulu ini sangat menentukan corak awal perkembangan sebuah daerah pada suatu masa, yaitu masa dimana feodalisme masih mewarnai kehidupan suatu masyarakat. Berdasarkan studi literatur struktur pemerintahan desa jaman dahulu di wilayah swapraja Ngayogyakarta Hadiningrat, wilayah ini termasuk ke dalam wilayah negaragung. Dalam wilayah negaragung, seorang bekel bertugas untuk mengkoordinasikan permasalahan pertanian. Bekel berfungsi sebagai pengumpul hasil bumi di suatu wilayah untuk disetorkan ke kerajaan. 







Beberapa sumber mengatakan bahwa salak pondoh pada saat itu merupakan salak khusus yang disetorkan ke kerajaan Ngayogyakarta dan tidak diperbolehkan diperjual belikan oleh rakyat. Kepemilikan tanah pada jaman dahulu adalah mutlak milik raja dan rakyat hanya berfungsi sebagai penggarap. Pada era Sinuhun Hamengkubhuwana IX, salak pondoh diperbolehkan ditanam bebas untuk kesejahteraan rakyat. Barangkali faktor pribadi Sinuhun IX yang memiliki filosofi "Tahta untuk Rakyat"dan kedudukan Ngayogyakarta Hadiningrat sebagai Daerah Istimewa inilah yang menyebabkan perubahan pada sistem pengelolaan pertanian rakyat.

Dari joglo inilah kita bisa belajar mengenai masa lalu beserta perkembangan suatu masyarakat dari suatu masa ke masa berikutnya. Meski feodalisme kepemilikan tanah sudah berakhir saat ini, namun aura "kewibawaan" seorang bekel masih terpancar dari halaman kompleks joglo Kadisobo ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar